66W.com Porong – Banjir yang merendam Jalan Raya Porong dan jalur rel kereta api (KA) Surabaya-Malang di kawasan Porong, semakin parah. Genangan air juga nyaris menutup akses intrance–exit Tol Porong- Sidoarjo. “Kami menambah dua unit pompa mobil untuk menguras air,” ujar Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Dwinanto Hesti Prasetyo.
Banjir hari kedua, kemarin, juga belum tampak surut. Selain menyiapkan dua tambahan pompa air, BPLS juga mengoptimalkan pembuangan air di pintu air Desa Mindi dan pintu air Kalitengah. Banjir yang merendam sekitar 800 m Jalan Raya Porong dan rel KA ini juga menjadi perhatian aparat polisi dan TNI. Untuk memantau perkembangan banjir, Kapolres Sidoarjo AKBP Marjuki dan Komandan Kodim 0816 Sidoarjo Letkol Arh Bambang Utomo datang ke titik intrance-exit Tol Porong. “Kita lakukan pengalihan arus, khususnya kendaraan kecil agar tidak melewati Jalan Raya Porong karena banjir cukup dalam,” ujar AKBP Marjuki.
Kendaraan dari Malang dan Pasuruan, kata dia, dialihkan ke jalan arteri baru Porong. Sedangkan dari arah Surabaya menuju Malang memutar balik setelah turun dari exit Tol Porong sehingga bisa melewati arteri baru Porong. Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Arh Bambang Utomo mengatakan, anggotanya telah dikerahkan ke Jalan Raya Porong sejak air menggenang. ”Kami juga memantau sejumlah desa yang terendam banjir,” ujarnya.
Genangan air yang kian bertambah juga berdampak terhadap jalur rel KA di kawasan Porong. Sedikitnya ada 12 perjalanan KA yang dibatalkan, karena jalur rel sepanjang 800 m terendam air setinggi 35 cm. Bahkan, PT KA terpaksa menutup jalur itu dan perjalanan KA dibatalkan dan dialihkan. ”Kita terpaksa membatalkan perjalanan KA yang lewat jalur Porong karena ketinggian air mencapai 35 cm,” ucap Manajer Humas PT KAI Daop VIII Surabaya, Sri Winarno.
Sementara itu, BPLS diminta segera tangani banjir yang merendam rel KA dan Jalan Raya Porong. Pasalnya, banjir tersebut merupakan salah satu dampak dari semburan lumpur Lapindo. Air hujan tidak bisa mengalir ke sungai dan menggenangi rel KA dan Jalan Raya Porong. ”Harusnya BPLS mengantisipasi banjir agar tak sampai merendam rel KA dan Jalan Raya Porong,” ungkap anggota Pansus Lumpur DPRD Sidoarjo H Mahmud Untung.
Menurut politisi asal PAN tersebut, penanganan banjir menjadi tanggung jawab BPLS. Sebab, selama ini selain pengelolaan lumpur di kolam penampungan lumpur (pond), badan penanggulangan lumpur bentukan pemerintah itu juga bertanggung jawab atas dampakdampaknya. Saat musim hujan, lanjut Mahmud, BPLS seharusnya sudah menyiapkan pompapompa untuk menyedot air. ”Perlu diantisipasi agar banjir yang menggenang tidak terlalu tinggi,” tandas Mahmud.
Bukan hanya itu, Mahmud juga menyinggung jika tugas BPLS saat ini tak seberat saat volume semburan tinggi seperti tiga atau empat tahun lalu. Saat ini BPLS tinggal mengelola lumpur di pond dan mengantisipasi efeknya. Mahmud mencontohkan, BPLS selama ini juga membangun jalan di sekitar lumpur. Namun, banjir yang menyebabkan infrastruktur terendam kurang mendapat perhatian.
(06/02/2014/66W).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar