Posisi Gunung Merbabu berada di antara tiga wilayah administratif, yakni Kabupaten Boyolali, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Semarang.
Koordinator SAR Getasan, Agus Surolawe mengungkapkan sempat beredar kabar adanya gempa susulan dan meningkatnya aktivitas vulkanis Gunung Merbabu. Namun hingga Selasa (18/2/2014) siang ini, gempa susulan yang dikhawatirkan tidak terjadi.
"Landai-landai saja tidak ada apa-apa. Tidak ada gempa susulan dan masyarakat relatif tenang. Sebelumnya telah kami sampaikan, isu yang berkembang kemarin bahwa ada gempa susulan yang terkait Merbabu itu dari berita-berita yang tidak bertanggung jawab," kata Agus.
Pihaknya telah mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik dan tetap beraktivitas seperti biasa. Justru kewaspadaan yang harus ditingkatkan oleh masyarakat di lereng Gunung Merbabu, kata Agus, adalah terkait perubahan cuaca musim hujan.
"Imbauan kewaspadaan (justru) tidak terkait gempa vulkanik tapi kewaspadaan terkait musim hujan, atau mongso kawolu, dari tujuh kedelapan (dalam penanggalan Jawa), yakni bencana tanah longsor dan angin topan. Bukan ke arah gempa vulkanik, ke arah Merbabu itu," lanjut Agus.
Sementara itu Kepala Desa Sumogawe. Marsidi mengungkapkan, warga sempat merasa resah karena beredar kabar adanya gempa susulan dan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merbabu.
Namun hari ini masyarakat telah beraktivitas seperti biasa setelah mendapatkan penjelasan dari petugas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTG) Jogjakarta.
"Tadi malam warga dikumpulkan di balai desa dan mendengarkan penjelasan BPPTG mengenai yang terjadi. Dijelaskan bahwa gempanya lemah, hanya 2.5 Skala Richter dan itu gempa tektonik. Tidak ada hubungannya sama Merbabu," kata Marsudi.
Diinformasikan, kabar yang beredar luas di masyarakat melalui dunia maya dan pesan singkat menyebutkan peristiwa gempa Sumogawe disertai kilat dan suara gemuruh dari Gunung Merbabu.
(18/02/2014/66W).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar