"Ada suara kencang, terus rumah seperti diangkat, diturunkan, dibanting gitulah," kata Ketua RT 03 RW 02, Dusun Krajan, Desa Somogawe, Kecamatan Gegatas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Hariyoto saat berbincang dengan 66W.com di kediamannya, Rabu (19/2/2014).
Hariyoto mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Senin 17 Februari lalu sekitar pukul 06.00 WIB. Kala itu dirinya sedang duduk-duduk di depan rumah sambil menunggu anaknya bersiap menuju sekolah. Tiba-tiba saja, suara keras disertai gempa tiba.
Setelah kejadian itu, tim Geologi dari Magelang dan Yogyakarta datang ke lokasi. Tim mengatakan kepadanya, kejadian itu merupakan buntut dari gempa yang terjadi di Kebumen, bukan dari Gunung Merbabu.
"Mereka bilang, setelah gempa di Kebumen, tanah bergeser terus. Sampai akhirnya bertemu di Dusun Krajan ini. Jadi kencang sampai ngangkat," ungkapnya.
Akibat kejadian itu, Hariyoto mencatat sekitar 50 rumah rusak. Kerusakan bervariasi mulai dari ringan seperti genting melorot, hingga berat seperti tembok retak, atap jebol, dan tembok terkelupas.
"Tapi yang berat itu paling cuma 5 rumah saja," tandas Hariyoto.
Sebelumnya, Kepala Pusat Badan Geologi Surono menjelaskan, guncangan yang terjadi di sekitar Gunung Merbabu merupakan gempa tektonik biasa. Gempa itu akibat dari meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur.
"Itu gempa tektonik biasa. Jadi nggak perlu dikhawatirkan," ucap dia saat dihubungi 66W.com.
Dia memastikan, gempa tersebut tak akan membangunkan Gunung Merbabu yang sedang 'tidur'. "Nggak, itu kejadian biasa," jelas Surono.
(19/02/2014/66W).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar