Asal usul Jembatan merah surabaya

Pantauan 66W - Mengenal Asal-Usul Sejarah Jembatan Merah Surabaya yang tentunya dapat menambah pengetahuan sahabat-sahabat semua. Jembatan Merah merupakan salah satu monumen sejarah yang berada di pusat kota Surabaya, Jawa Timur.keberadaan fisik yang dibiarkan sebagai jembatan. Jembatan yang banyak sejarahnya hingga menjadi salah satu judul lagu ciptaan Gesang ini, semasa zaman belanda dahulu jembatan merah dianggap berperan sangat penting dikarenakan menjadi sarana penghubung yang sangat vital untuk bisa melewati Kalimas untuk menuju Gedung Keresidenan Surabaya, yang saat ini sudah tidak ada bangunan fisiknya.


Di Kawasan sekitar Jembatan Merah merupakan daerah perdagangan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan belanda pada 11 November 1743. Dalam perjanjian itu sebagian daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan penguasaannya kepada belanda. Sejak saat itu wilayah Surabaya berada sepenuhnya di dalam kekuasaan Belanda. Kini, posisinya sebagai pusat perdagangan terus berlangsung. Di sekitar jembatan terdapat indikator-indikator ekonomi, termasuk salah satunya Jembatan Merah Plasa.

Perubahan fisik Jembatan Merah mulai terjadi sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya dengan sungai diubah dari kayu menjadi besi. Kini kondisi jembatan yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya itu, hampir sama persis dengan jembatan lainnya. Pembedanya hanyalah warna merah.


Jembatan Merah menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun. Kawasan itu merupakan salah satu pusat perniagaan di Surabaya. Di Jalan Rajawali berdiri berbagai gedung perkantoran, perbankan dan lain-lain. Juga Hotel Ibis Surabaya berdiri kokoh di jalan tersebut. Sejak beberapa tahun lalu, berdiri Jembatan Merah Plasa dan di depannya menjadi terminal bayangan kendaraan angkutan kota, dan bus kota.juga tidak jauh dari jembatan merah ada Makam Sunan Ampel.


Sebelah timur jembatan merah ada jalan Kembang Jepun. Di jalan Kembang Jepun ini merupakan pusat perdagangan, yang oleh Pemerintah Kota Surabaya dijadikan kawasan pecinan. Di lokasi ini mulai pagi hingga sore, terlihat sangat ramai, macet.

Untuk menghidupkan kawasan Kembang Jepun, sejak tahun 2003 lalu disulap menjadi pusat makanan Surabaya, atau yang dikenal dengan Kya-Kya. Sepanjang jalan yang berjarak sekitar 300 meter itu, digarap bak kampung pecinan.Wisata Indonesia Surga Dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar