Beternak Belut atau Budidaya Belut
merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang
tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena terbatasnya belut
yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi
informasi tentang bagaimana cara Beternak Belut atau Budidaya Belut
sebagai salah satu alternatif usaha sampingan.
Keuntungan Budidaya Belut
Bisnis Beternak Belut
atau Budidaya Belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan yang
menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga dipasarkan
ekspor ke beberapa negara. Dengan menekuni bisnis Beternak Belut atau
Budidaya Belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik
Beternak Belut atau Budidaya Belut sehingga kurang memberikan hasil yang
memuaskan.
Kendala Budidaya Belut
Ada beberapa kendala kasus yang sering
ditemui dalam melakukan Beternak Belut atau Budidaya Belut, diantaranya
permasalahan tersebut misalnya adalah belut tidak bisa besar, belut
banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan
tersebut, perlu pengetahuan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut
yang cukup.
Media Budidaya Belut
Media pemeliharaan untuk Beternak Belut
atau Budidaya Belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal dan bahkan
drum bekas yang penting belut tidak lari keluar media. Ukuran kolam juga
disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan tentunya ini berkaitan pula
dengan bibit belut yang akan di tebar. Selain itu kolam untuk Beternak
Belut atau Budidaya Belut diupayakan menyerupai habitat aslinya, untuk
membuat demikian media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau lumpur
kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos atau
sekam/gabah padi yang sudah dibusukan, bisa juga dengan jerami padi,
cincangan batang pisang, pupuk orea dan pupuk NPK.
Penempatan media tersebut di atas dilakukan dengan perbandingan:
- Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan.
- Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
- Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm.
- Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur tinggi 5 cm.
- Lapisan kelima adalah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
- Lapisan keenam adalah tanah lumpur setinggi 10 cm.
- Lapisan ketujuh adalah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata tumbuhan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam.
Setelah semua media terisi didalam kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami fermentasi dan setelah 2 minggu selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut.
Memilih Bibit Belut
Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil
panen Beternak Belut atau Budidaya Belut diperlukan teknik pemeliharaan
bibit yang baik dan tepat sehingga memperoleh belut berkualitas baik dan
tidak menghasilkan keturunan up normal. Benih belut yang dipilih harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus yaitu tidak ada luka bekas gigitan
- Gerakan tubuh lincah dan agresif
- Penampilannya sehat yang di ciri kan dari tubuhnya yang keras tidak lemas jika dipegang
- Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan usianya sekitar 2 bulan atau 4 bulan.
Fakta seputar kehidupan belut.
Belut mempunyai kelamin ganda pada
kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan
dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina,
sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan dan karena
sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong
kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada
belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara
mereka sendiri.
Makanan Belut :
Secara alamiah belut memakan berbagai
jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air seperti
serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Jadi belut
tergolong hewan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang
masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa
atau hewan bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik,
invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang
keci-kecil sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva
serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih
lemah.
Karena belut menyukai binatang hidup,
maka tidak mudah belut mencari makanan. Untuk itu belut menyergap
mangsanya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini dibuat dengan
menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa.
Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti
terowongan bentuk lubang mula-mula tegak kebawah lalu membengkok dan
mendatar.
Pemanenan Budidaya Belut
Untuk memanen belut diperlukan ketepatan
waktu panen diperlukan wadah penampung juga perlu disiapkan untuk
membawa belut hasil panen dilokasi penjualan. Belut siap panen untuk
kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih sampai pemanenan
minimal 3 bulan dengan jumlah per kg sekitar 20-30 ekor. Untuk pemenuhan
kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 8 bulan
dengan jumlah per kg nya dibawah 7 ekor.
Itulah berbagai tahapan dan teknik
Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai usaha sampingan, saya
berharap informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
bahan referensi jika anda ingin mencoba usaha baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar